24 Mei 2012

Aksara Cinta

Kibaran rahim menjalar
menjelma cinta yang Maha

Duhai Rahman,
hendak kubalas, kujawab
agar layak menadah
biar tak malu mereguk kasih
meski entah secuil laku bermakna balas, entah masih jauh menebar hina

23 Mei 2012

Rajab, Warming Up Yuk!

"Muharram, Shafar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, RAJAB, SYA'BAN, RAMADHAN, Syawal, Zulqa'idah, Dzulhijjah..."

Sebait lirik lagu dari grup nasyid 'Alarm me' ini dulu sukses membuat saya menghafal urutan nama bulan-bulan Islam secara benar dan cepat.  Tapi coba perhatikan tiga nama bulan yang bercetak tebal.  Yah, saat ini kita sedang berdiri, bernafas, meniti hitungan hari dalam Bulan Rajab.  Tapi, apa istimewanya?

22 Mei 2012

HILANG BERANTAI

            Usep terjaga dan bangkit terburu-buru begitu melirik angka 13.27 pada layar ponselnya.  Dengan mengumpulkan kesadaran, ia melangkah keluar.  Pelataran sepi.  Lebih dari sepuluh menit ia menyusuri teras, berharap secepatnya menemukan satu benda.  Nihil.  Kini sambil berjinjit kaki Usep menelusuri halaman masjid kantor.  Berjalan ke sana kemari mencari sepasang sandal jepit berwarna biru nomor 39 miliknya.  Tidak terlalu mewah, tapi cukup sebagai alas kaki hingga menuju lift dan naik ke lantai sepuluh.

            "Nyari apaan, Sep?" Rio menepuk pundak Usep.  Entah dari sebelah mana, tiba-tiba makhluk itu sudah berdiri di belakangnya.

            "Sendal saya ke mana ya? Heran, sendal butut juga laku geuning[1]."  Usep garuk-garuk kepala.  Liar tatapnya menyapu seantero halaman.  Tak sedikitpun matanya beradu pada sang pemilik tanya.

            "Anu kumaha sendalna?[2]"  Rio jadi celingak-celinguk, mengikuti aksi rekan kerjanya.

            "Sendal jepit warna biru.  Lagi shalat mah disimpen weh di teras.  Naha’[3] sekarang nggak ada?  Cuma ditinggal shalat sama tidur bentar.”  Kini ia menuju rerimbun pohon bonsai yang menjadi penghias di sisi halaman.

            "Biru, alit[4] nya'? Barusan si Sopyan juga kehilangan sendal, terus liat ada sendal jepit biru di teras.  Dipake’ weh sama Sopyan teh.  Yah, kali aja yang itu."

           

14 Mei 2012

Manusia Unik, Kepada Mereka Belajar Tentang Cinta

Jika ditanya siapa yang menyimpan Alqur'an di dalam rumahnya, saya yakin hampir semua umat muslim menjawab, 'Ya, saya punya!'

Namun jika dilanjutkan dengan pertanyaan, 'siapa yang rutin membaca dan mengkhatamkan Alqur'an?' Meski saya belum melakukan penelitian secara khusus, tapi di beberapa tempat saya sering menemukan muslim yang hanya menjawab dengan senyum malu sembari mengatakan,
'He he, saya rutin kok, tiap Ramadhan (aja), tapi ga khatam sih.'

Ini masih jauh lebih baik, karena pada kenyataannya tak jarang kita jumpai muslimin yang begitu 'menjaga' kesucian Alqur'an, hingga tak berani meski sekadar menyentuh. Alqur'an disimpan di tempat yang tinggi, dalam lemari kaca, tanpa pernah dijamah. Alqur'an ibarat pajangan.

Memeluk Kenangan

Saat aku mencoba melupakan namun gagal, Saat itulah aku memutuskan untuk berhenti melupakan. Berdamai. Merangkai kisah dalam ...