27 Desember 2010
KECOA I’TIKAF
I’tikaf, satu kegiatan yang begitu identik dengan 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Ada banyak hal yang bisa didapatkan melalui kegiatan ini. Begitu banyak cerita, mulai dari yang berhikmah hingga kisah yang mengundang senyum.
Cerita lucu ini saya alami saat melakukan i’tikaf pada bulan ramadhan 1431 H lalu. Saya biasa melakukan i’tikaf pada beberapa masjid, di antaranya adalah masjid Salman ITB, masjid Telkom, dan Pusdai.
Malam itu malam ke 29. Seperti biasa, pada malam ganjil suasana masjid selalu padat. Saat itu saya baru datang setelah shalat taraweh selesai dilaksanakan, sehingga tempat yang tersisa hanyalah beberapa tempat yang terletak di pinggir. Saya datang sendirian, karena beberapa orang teman malam itu memutuskan untuk i’tikaf di masjid yang berbeda.
Setelah mendapatkan tempat saya segera menggelar sajadah, hendak melaksanakan shalat. Setelah shalat dan membaca al-qur’an, saya bersiap untuk tidur dengan tak lupa menyalakan alarm pada handphone saya, agar tak terlalu lelap dalam tidur.
Di Pusdai, pada malam ganjil jama’ah akan dibangunkan pada pukul setengah dua untuk mengikuti rangkaian muhasabah bersama. Setelah itu, barulah akan dilaksanakan shalat tahajud berjama’ah. Saat itu saya merasa sangat lelah, hingga tidak bangun tepat pada saat jama’ah yang lain mulai mengikuti muhasabah.
Saya baru terbangun saat muhasabah telah separuh jalan. Bergegas saya berwudhu dan memilih untuk bergabung bersama jama’ah yang lainnya. Saya memilih pada barisan yang tak jauh dari tempat saya menyimpan barang-barang. Tempat itu sedikit lebih temaram. Tak lama setelah saya duduk, muhasabah selesai dan imam berdiri untuk memulai shalat tahajjud.
Pada saat imam mulai membaca ayat dari juz 29 pada rakaat pertama, mata saya menangkap sesuatu yang bergerak, tepat di hadapan sajadah jama’ah di samping kanan saya. Saya kanget begitu menyadari bahwa sesuatu yang bergerak itu ternyata adalah seekor kecoa. Awalnya jama’ah masih tenang, tanpa ada reaksi sedikitpun.
Tak lama kemudian, kecoa tersebut beralih menuju sajadah saya. Masih dengan status waspada saya bertahan, berusaha untuk terus menyimak bacaan imam shalat. Beruntung, karena kecoa akhirnya beranjak pergi.
Namun selang beberapa detik kemudian, kecoa itu kembali berjalan menuju kaki jamaah di sebelah saya. Spontan jamaah tersebut berteriak dan berlari ke arah belakang. Setelah merasa cukup aman, jamaah tersebut kembali ke dalam shaf dan melanjutkan shalatnya.
Baru beberapa saat jamaah tersebut mengikuti bacaan shalat, tiba-tiba kecoa kembali mengusik. Kali ini jamaah tersebut kembali berteriak dan segera menarik sajadahnya. Sepertinya dia memutuskan untuk pindah.
Saat itu saya merasa tak perlu untuk beranjak, dan bersyukur akhirnya kecoa itu benar-benar pergi. Saya bisa kembali mengikuti shalat dengan tenang dan tentu saja tanpa rasa kantuk, karena permainan kecoa itu telah berhasil mengusir rasa kantuk saya :D
2 komentar:
Karena banyak yang mengalami kesulitan dalam mengisi komentar, berikut panduan singkatnya:
Untuk memberi komentar tanpa login, silahkan pilih 'Name/URL' pada kolom 'Beri komentar sebagai', lalu masukkan nama anda (URL silahkan dikosongkan). Kemudian masukkan komentar yang ingin disampaikan. Terimakasih
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Memeluk Kenangan
Saat aku mencoba melupakan namun gagal, Saat itulah aku memutuskan untuk berhenti melupakan. Berdamai. Merangkai kisah dalam ...
-
Hari Ahad lalu (10 Februari 2013) saya iseng maen ke Gramedia di Jalan Merdeka Bandung. Keliatan banget yah lagi nggak ada kegiatan, samp...
-
Alhamdulillah, akhirnya saya bisa punya rumah sendiri. Prikitieew. Mau tau ceritanya?? Yah, dengan uang pas-pasan, salah-satu alterna...
-
Mendengar nama Zamzam, sebagian besar orang akan langsung membayangkan satu sosok yang begitu dekat dengan Alqur'an. Lantunan tilawah...
mantap gan info nya salam kenal
BalasHapusbravo
BalasHapus