"Sya'tisy syajaaru nadqal hajaru, syuqqal qamaru bi isyaratihi...”
Lantunan merdu Zamzam yang
menjadi nada dering hp GW 300 ku memecah keterdiaman. Biasanya suara remaja 14 tahun yang juga qari
internasional itu syahdu memanjakan gendang telinga, tapi tidak kali ini. Pasalnya, sepasang mata yang terarah dari
seberang tempatku duduk menjelma belati yang menikam nyali. Dering tadi pastilah mencuri
perhatiannya.
Mobil
jurusan caheum cileunyi meluncur lancar, karena jam macet memang telah berlalu. Kuperkirakan saat ini telah
melampaui pukul sepuluh. Di segala sisi hanya sesekali kendaraan menderu
dalam kecepatan tinggi. Parahnya, jok
belakang kendaraan berplat kuning ini hanya menyisakan dua penumpang, aku dan
seorang lelaki muda yang kini menatap penuh selidik. Ah, menyesal terlalu menunda
kepulangan, padahal
pertandingan volly
persahabatan telah bubar sejak pukul lima sore tadi.