07 Oktober 2010

Ananda, Mari Kenali Dunia


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sayang…, ananda bunda terkasih. Salam kesejahteraan bunda haturkan untukmu, berharap semoga selalu keselamatan dan kebahagiaan yang menyertai hari-harimu di sana. Bagaimana kabarmu, nak? Pasti berada dalam keadaan terbaik, dalam dekapan cinta dan kasih sayangNya.


Bidadari kecilku, buah hati bunda…, saat bunda menuliskan surat ini, hati bunda sesak menahan rindu. Sekian lama bunda menanti saat-saat di mana bunda dapat bersitatap dengan kedua bola matamu, menyentuh lembut dan halusnya setiap jengkal tubuhmu, memeluk dan membelai manja, serta mendengar tawa dan tangis dari bibir mungilmu. Hati bunda juga memendam rindu atas segala kasih yang tak kunjung terbagi. Yah.., kasih sayang dengan segala keindahannya, yang bunda janjikan untuk ananda saat nanti kita bersua.

Sayang…, jika nanti nanda diperkenankan hadir di sini, bunda akan mengajarkan kepada ananda begitu banyak hal tentang dunia. Dunia yang begitu penuh tipu daya, dunia yang bersifat sementara. Bunda sangat menghendaki kehadiran nanda di dunia, bukan karena bunda ingin nanda merasakan ‘ketersiksaan’ bermain di dalamnya. Tidak sayang, karena memang demikianlah sifat dunia. Nanda tidak perlu resah, karena bunda bersama ayahanda akan semampu daya menuntun langkah ananda, mengajarkan kepada ananda bagaimana caranya memainkan peran untuk hidup di sini. Percayalah, meski dunia penuh dengan permainan, namun dengan berpegang pada pedoman hidup yang sempurna, bersama ketaatan dan komitmen menjalankan perintah Tuhan, maka segala ujian dan kesulitan hidup dapat nanda pandang melalui sisi yang berbeda. Sisi yang begitu indah, karena ada balasan kebaikan dari Tuhan di dalamnya.

Nanda…, jika nanti nanda menatap dunia. Saat nanda mulai merasakan syahdunya hembusan nafas serta detakan jantung, hayatilah lantunan kalimat yang ayahanda suarakan di telinga ananda. Kalimat yang menyuarakan nama Tuhanmu, Tuhan bunda, Tuhan ayahanda, bahkan Tuhan seluruh alam. Lantunan kalimat adzan akan menjadi suara pertama yang nanda dengar di alam ini. Kalimat-kalimat yang mengagungkan kemahabesaran Tuhan kita, Allah SWT.

Bunda sangat berharap, nama ini menjadi nama yang begitu akrab di telinga nanda. Nama yang akan selalu bunda sematkan di hati nanda, melalui lantunan tilawah Al-Qur’an saat nanti Allah SWT menitipkan nanda di dalam rahim bunda. Juga melalui doa-doa yang tak lepas dari menyebut namaNya.

O iya sayang, satu hal lagi yang juga begitu penting untuk bunda kenalkan kepada ananda adalah tentang Rasul kita. Rasulullah Muhammad, rasul yang Allah utus untuk menuntun langkah kita semua menuju jalan keselamatan.

Pegang ini baik-baik ananda. Di dalam hidupmu nanti, haruslah dirimu mengenal Allah SWT dan rasulullah Muhammad SAW. Wajib bagimu mengikuti segala apa yang Allah perintahkan, meninggalkan apa-apa yang Allah larang bagimu. Ajaran rasul akan menuntunmu, yang beliau sampaikan melalui wahyu dalam Al-qur’an juga hadist. Itu semua adalah pedoman hidupmu, agar dunia dengan segala tipu dayanya tak mampu membuatmu jauh terlena.

Ananda…, buah hati bunda, bunda janji akan selalu menjaga arah langkah hidupmu. Bunda bersama ayahanda tak akan rela membiarkanmu memilih jalan hidup yang salah. Nanda akan merasa nyaman di tengah gamangnya fatamorgana dunia.

Tapi sayang…, tak akan henti bunda mengingatkan ananda tentang tabiat dunia. Bunda dan ayahanda menjaga serta menuntun tidak untuk selamanya. Ada saatnya kami harus rela membiarkan nanda berjalan sendiri, mempertanggungjawabkan segala tingkah laku dan kata. Iya sayang, hidup di dunia ini hanyalah transit bagi kita untuk menuju kehidupan sesungguhnya.

Itulah dunia, nak, fana, tidak abadi. Bunda ingin agar nanda nanti tidak terlalu jauh menempatkan kecintaan pada dunia di dalam dasar hati ananda. Karena suatu saat, ananda akan berpisah jua dengan dunia ini. Akan ada kehidupan lagi, di mana nanda akan dimintai pertanggungjawaban, sendirian, tanpa kami bunda dan ayahanda yang menemani.

Berat memang tanggungjawab bunda dan ayahanda, nak, karena kehadiran nanda adalah amanah. Tapi bunda akan sangat bahagia jika Allah memberikan kesempatan bagi bunda untuk mengemban amanah itu, saat Allah menitipkan nanda untuk melengkapi desah nafas bunda di dunia. Beratnya tanggungjawab tak lantas membuat bunda berdiam diri dan putus asa. Segala upaya akan bunda lakukan untuk dapat mengemban amanah itu sayang. Bunda akan bersiap menyambut kehadiranmu, jauh sebelum bunda tau kapan nanda akan hadir dalam kehidupan bunda.

Berbekal ilmu dari berbagai seminar, bacaan, serta ulasan para ahli, juga pengalaman dari ribuan ibu yang bunda amati, diam-diam bunda telah menyimpan catatan khusus untuk pendidikan nanda nantinya. Tentang bagaimana seharusnya bunda menyikapi rasa keingintahuanmu, segala keluh dan sifat manjamu. Bagaimana bunda harus mendidik dan menanamkan sifat tauhid serta akhlakul karimah di dalam dadamu. Agar nanda menjadi anak yang mengenali Allah dan rasulNya dengan segala komitmen, anak yang tak lupa membalas budi, berbakti dan berguna. Hingga nanda siap melangkah mandiri mengarungi kehidupan di dunia.

Sayang, di dunia ini nanti bunda mendidikmu tidak sendirian. Ada ayahanda yang juga akan mengerahkan seluruh jiwa raga untuk memenuhi kehidupan lahir batin ananda. Meskipun untuk saat ini kehadiran ayahandapun belum mampu bunda untuk menerkanya. Tapi bunda berjanji untuk tak lepas meminta pada Allah SWT, agar Ia mengirimkan seseorang yang akan memahami keinginan bunda dalam mendidikmu nantinya. Agar kami dapat saling bersinergi dalam perjuangan untuk kebaikan dan keselamatan hidup ananda.

Ah..,ananda.., bunda semakin dicekam rasa rindu. Saat satu persatu sahabat bunda akhirnya diberikan kesempatan untuk mewujudkan kerinduannya terlebih dahulu. Kerinduan yang sama seperti yang bunda rasakan saat ini. Allah telah mengizinkan mereka untuk melabuhkan rasa rindu itu, dengan hadirnya nanda-nanda yang menjadi belahan jiwanya.

Terkadang bunda bertanya dalam hati, di manakah dirimu sayang? Lihatlah, teman-teman sepermainanmu telah lebih dahulu lahir ke dunia. Yah, mereka akan menjadi teman bermain sekaligus juga teman perjuangan nanda nantinya. Mereka memiliki orangtua dengan visi yang sama seperti bunda, nak. Bersama mereka nantinya nanda dapat saling bahu membahu, meneruskan risalah generasi terdahulu. Bersama mereka nanda akan berjuang untuk terus meninggikan kalimah Allah di muka bumi ini.

Sayang, tidakkah nanda rindu untuk segera hadir ke dunia ini? Lihatlah betapa bunda bahkan telah memilihkan teman-teman terbaik untuk menemani langkah ananda dalam kehidupan di dunia nanti.

Lebih dari itu, nak, saat ini bunda bahkan telah mempersiapkan sebuah nama untuk ananda. Nama yang selalu bunda sebut. Nama yang telah bunda perkenalkan sejak lama, hingga nanti saat ananda hadir di sini, nama ananda telah lama dikenal, jauh sebelum nanda dilahirkan.

B.U.N.D.A, satu kata yang sedari tadi bunda sebut berulang-ulang. Ini adalah kata yang teramat sangat diharapkan oleh kedua belah telinga bunda, nak. Oleh karena itu, meski entah kapan, jika suatu saat nanti nanda hadir di sini, jangan lupa memanggil bunda dengan sebutan ini ya.

Sayang, bunda tak tau kapan waktu pasti bagi kita untuk dapat bersua di dunia ini. Maaf ya sayang, bunda tidak dapat memberikan kepastian tentang itu, karena pengetahuan tentang masa depan memang masih tertutup dari pandangan bunda. Tapi satu hal yang bunda janjikan jika tiba saat pertemuan bagi kita, bunda akan menempatkanmu dalam posisi terindah dalam hati bunda.

Hingga saat ini, bunda akan selalu bertahan dalam kesetiaan. Kesetiaan untuk tetap menyimpan kerinduan akan pertemuan antara kita. Meski tak dapat dipastikan, namun bunda akan terus berharap agar Allah SWT berkenan mengizinkan ananda hadir di sini. Karena begitu banyak hal yang ingin bunda lakukan, betapa banyak yang ingin bunda katakan, kepada ananda, belahan hati bunda.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Salam sayang dan cinta terdalam,

Ibunda



Naskah ini diikutserkan dalam lomba menulis “SURAT UNTUKMU, NAK. DARI CALON IBUMU/AYAHMU.”
info klik : http://azkamadihah.wordpress.com/2010/lomba-surat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Karena banyak yang mengalami kesulitan dalam mengisi komentar, berikut panduan singkatnya:
Untuk memberi komentar tanpa login, silahkan pilih 'Name/URL' pada kolom 'Beri komentar sebagai', lalu masukkan nama anda (URL silahkan dikosongkan). Kemudian masukkan komentar yang ingin disampaikan. Terimakasih

Memeluk Kenangan

Saat aku mencoba melupakan namun gagal, Saat itulah aku memutuskan untuk berhenti melupakan. Berdamai. Merangkai kisah dalam ...