11 November 2011

HEBOH DALAM KERETA


“Ha ha ha…”
“Beneran itu teh?? aneh bener sih!”
“Emang, saya juga kaget.  Asli gokil pisan!”
“Sstttt…!!” seru seorang penumpang yang posisinya paling dekat dari tempat kami duduk.  Tersadar, suara gelak kami berlima sedari tadi mengganggu ketentraman penduduk kereta jurusan Bandung-Yogyakarta sore ini.
“Kamu tuh, ketawanya paling kenceng!” aku berbisik.
“Udah, emang dari tadi kita semua berisik.  Malu nih, jadi pusat perhatian”
Aku melempar senyum kepada beberapa penumpang yang masih melirik ke arah kami.  Perjalanan wisata aku bersama empat lelaki tidak tampan, teman sekantorku kali ini dimulai pada malam hari.

***
Tengah malam, wajah lelah menyelimuti.  Suasana temaram menggoda untuk segera menarik selimut.  Kami berempat duduk saling berhadapan, sedangkan satu personil, Dudi, harus memisahkan diri dan duduk di samping wanita tua.
***
“Lihat!! siapa yang akan menolong kamu!  Aku bunuh kamu sekarang!! Tak akan aku lepaskan..!!!!”
Sekitar pukul dua dini hari, sebagian besar penumpang terbangun, termasuk aku dan tiga orang temanku.  Sangar teriakan memacu detak jantung kami.
“Aku bunuh kamu!! AllahuAkbar!!”
Di samping kanan, lelaki itu melanjutkan teriakannya.  Aku dan teman-temanku kaget bukan kepalang, begitu menyadari suara teriakan itu berasal dari mulut orang yang sangat kami kenal. “Dudi!” serempak kami menahan suara.
Di alam mimpi, Dudi masih dengan semangat 45 mengeluarkan ancaman, bagaikan seorang pahlawan yang berhasil menawan musuh.
“Cep, bangun cep!!” ibu tua di samping Dudi menggoyang-goyang badan Dudi.
“Cep!!”
“Hah, ada apa?!” setengah sadar Dudi melihat para penumpang yang memandang aneh ke arahnya.
“Istighfar cep, sana wudhu.  Makanya, sebelum tidur baca doa dulu”
Malas Dudi mengikuti petuah wanita di sampingnya.
Kami berempat memutuskan untuk tidak mendekati Dudi, seperti orang yang tak saling kenal.  Kejadian itu juga membuat kami malu.
***
            Pagi hari barulah kami melakukan aksi penyelidikan, setelah menahan penasaran semalaman.
“Semalem mimpi apaan sih? sangar amat”
“hehe, aku mimpi ikutan perang bareng Rasul.  Keren kan”
“Keren gundulmu!  Kita-kita ini juga jadi malu tau”
“Yah, jarang-jarang bisa mimpi kaya’ gitu.  Coba kamu, pernah ga??”
“Mimpi sih mimpi, tapi liat-liat situasi donk.  Dikirain gila sama penumpang yang laen tar kamu.  Gangguin orang tidur aja”
“Emang kenceng banget yah? aku teriak apa aja?!”
“Aku bunuh kamu! siapa yang akan nolong kamu!! Gitu tuh.  Siapa yang ga kaget coba.  Dikira ada teroris dalam kereta”
“Masa’???!!” Dudi baru menyadari kehebohan yang ditimbulkannya semalam.
“Hahaha….!!” tawa Dudi diikuti oleh kami semua.

 *Diceritakan oleh R. Rahma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Karena banyak yang mengalami kesulitan dalam mengisi komentar, berikut panduan singkatnya:
Untuk memberi komentar tanpa login, silahkan pilih 'Name/URL' pada kolom 'Beri komentar sebagai', lalu masukkan nama anda (URL silahkan dikosongkan). Kemudian masukkan komentar yang ingin disampaikan. Terimakasih

Memeluk Kenangan

Saat aku mencoba melupakan namun gagal, Saat itulah aku memutuskan untuk berhenti melupakan. Berdamai. Merangkai kisah dalam ...