Sobat, kali ini aku kembali ingin berkisah. Bukan kisah pribadi, melainkan pengalaman yang aku comot dari seorang kakak, yang ia sampaikan penuh antusias saat malam telah melewati batas tengahnya. Saat mata mulai meredup, dan mulut tak terhitung entah berapa kali menguap lebar.
Ini kisah nyata kakakku lho. Selamat menikmati.
Aku dan liza adalah sepasang sahabat, dekat, akrab. Sejak SMP hingga mengenakan seragam putih abu-abu, kian lekat hubungan pertemanan kami. Di sekolah kami, SMUNSA Jebus Bangka, kami duduk satu meja.
07 Februari 2012
06 Februari 2012
Dan Pengamen pun Bicara
Pagi ini (seperti juga senin-senin sebelumnya), setelah mengekor pada jok belakang motor kakak dari Cinunuk, saya turun di kawasan Kiaracondong. Dari sana saya masih harus melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum menuju daerah Tamansari. Baru saja hendak melepas beban tubuh ke atas kursi angkot, seorang Ibu di hadapan menatap penuh isyarat, seperti hendak menyampaikan sesuatu. Begitu melirik ke seorang ibu lagi yang berada tepat di samping kiri, barulah saya mengerti.
Langganan:
Postingan (Atom)
Memeluk Kenangan
Saat aku mencoba melupakan namun gagal, Saat itulah aku memutuskan untuk berhenti melupakan. Berdamai. Merangkai kisah dalam ...
-
Hari Ahad lalu (10 Februari 2013) saya iseng maen ke Gramedia di Jalan Merdeka Bandung. Keliatan banget yah lagi nggak ada kegiatan, samp...
-
Alhamdulillah, akhirnya saya bisa punya rumah sendiri. Prikitieew. Mau tau ceritanya?? Yah, dengan uang pas-pasan, salah-satu alterna...
-
Mendengar nama Zamzam, sebagian besar orang akan langsung membayangkan satu sosok yang begitu dekat dengan Alqur'an. Lantunan tilawah...