Aku sunyi. Parah! Mengapa tiada barang satu dua orang teman? Apa akan begini hingga tarikan nafas pamungkas? Hhh! Dengarlah, aku perlu bersuara. Gigi yang tersimpan dalam rongga mulut pun mulai kering, tersebab lama bersembunyi.
Kau mungkin mengira aku terpenjara
dalam ruang pengap, tanpa kehidupan.
Atau boleh jadi kau menyangka aku tengah terlempar ke planet antah
barantah yang belum lagi berpenghuni. Salah! Sandiwara yang kulakoni jauh lebih
mengerikan. Aku bernafas di antara jutaan
manusia yang tiap saat berganti, hilir mudik entah menyibukkan apa. Di tengah mereka aku mengeja waktu, detik
demi detik. Yah, aku hidup di bumi,
bahkan di tengah kota besar yang penduduknya kian membludak. Tapi mengapa di tengah ramai insan justru aku
mengecap tragisnya kesunyian? Entah.
***