07 Maret 2011

Butiran Hikmah Yang Bertebaran


Impian adalah harapan yang memang sudah sewajarnya dimiliki oleh setiap manusia. Memiliki banyak cita-cita dapat menjadi motivasi untuk terus berusaha dan bekerja keras. Tetapi ada kalanya, ketika usaha telah maksimal, harta telah dikeluarkan, pikiran dan tenaga telah dikuras, ternyata cita-cita tak kunjung diraih. Tak jarang kekecewaan menjadi akhir perjuangan. Calon mahasiswa yang tidak berhasil lulus SPMB sangat rawan menjadi sasaran bersarangnya kekecewaan.
Namun kenyataannya tidak semua calon mahasiswa ini larut dalam kekecewaan. Mereka bahkan seolah mendapat suntikan semangat berlipat-lipat dari sebelumnya. Tak ada tempat untuk kata putus asa dan berhenti berusaha. Apa rahasianya ?

Pandai meraih hikmah. Ini adalah salah-satu kunci ketenangan di antara berbagai kegagalan yang dihadapi. Akan tetapi sangat dibutuhkan kejernihan hati dan kekuatan iman untuk dapat menangkap hikmah-hikmah yang Allah hadirkan dalam setiap kejadian, karena memang tidak semua orang dapat meraih hikmah. Proses pencarian hikmah pun sangat beragam. Ada yang berhasil dalam waktu singkat, namun ada juga yang membutuhkan waktu bertahun-tahun. Berikut beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk menangkap butir-butir hikmah yang bertebaran.

Pertama, Meyakini ketetapan Allah adalah yang terbaik

Sahabat, ketahuilah ketika kita menyusun rencana dan cita-cita, Allah SWT sesungguhnya juga telah memiliki rencana untuk kita. Kita mempunyai keinginan dan Allah pun mempunyai kehendak. Yang perlu kita pahami, Allah yang dengan kebesaranNya telah menciptakan kita dan Allah pulalah yang Maha Mengetahui akan segala kebutuhan, kesanggupan, serta segala sesuatu yang baik atau buruk bagi kita. Sehingga suatu kepastian bahwa akhirnya kehendak Allahlah yang akan berlaku. Mungkin tidak akan menjadi masalah ketika keinginan kita selaras dengan kehendak Allah. Namun akan berbeda halnya jika keinginan kita berbeda dengan kehendak Allah. Jika hal ini terjadi, maka tugas kita adalah bagaimana menyelaraskan keinginan sesuai dengan kehendak Allah. Allah mengetahui segalanya tentang kehidupan kita, sehingga apapun yang Allah tetapkan tentu merupakan yang terbaik berdasarkan pandanganNya. Sementara pandangan kita sangat terbatas. Segala rencana yang kita susun hanyalah prediksi yang kita sendiri belum memahami benar baik buruknya untuk kehidupan kita di masa yang akan datang. Mengenai hal ini Allah SWT berfirman dalam Alqur’an surat Al baqarah (216) yang artinya : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Maha Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Boleh jadi dalam pandangan kita apa yang Allah berikan saat ini terasa jauh dari kebaikan. Namun percayalah bahwa pemberian Allah inilah justru yang nantinya akan mengantar kita pada kesuksesan, sehingga tidak ada pilihan selain melantunkan syukur atas karunia dan nikmatnya. Meyakini bahwa Allah akan memberikan yang terbaik dapat menentramkan jiwa. Dengan hati yang tenang dan yakin InsyaAllah akan semakin mudah bagi kita untuk memahami hikmah dari Nya.

Kedua, Evaluasi

Ketika kegagalan menjadi muara perjuangan, jarang sekali orang memanfaatkan momentum ini untuk melakukan evaluasi. Ada di antaranya yang sibuk menyalahkan keadaan, nasib, atau lebih parahnya lagi mengatakan Tuhan tidak adil (na’udzubillah). Padahal jika bersedia berevaluasi dan berani mengakui kesalahan, tentu akan ada banyak pelajaran yang dapat diraih. Usaha yang belum sepenuhnya sesuai syariat, hati yang kurang ikhlas, atau doa yang masih tidak didasarkan keyakinan mungkin merupakan beberapa sebab ketidakberhasilan kita dalam meraih keinginan. Setelah mengakui kesalahan, kita juga harus bertekad untuk melakukan perbaikan. Ingatlah, ketika keberhasilan kita dapatkan, sementara hati masih jauh dari keikhlasan, maka pintu kesombongan akan semakin terbuka lebar. Sedangkan sudah jelas sabda Rasulullah di dalam sebuah hadits “Tidaklah akan masuk syurga barangsiapa yang di dalam hatinya terdapat kesombongan, sekalipun hanya seberat biji sawi.” (H.R.Muslim, Abu Daud, dan At Tirmidzi).

Mungkin Allah ingin menyelamatkan kita dari kesombongan ini dengan menunda keberhasilan. Allah memberikan kesempatan untuk meluruskan kembali niat semata-mata karenaNya. Selanjutnya, jika kegagalan disebabkan oleh cara yang melanggar aturanNya, maka dengan keberanian mengakui kesalahan kita akan dapat menjadikannya pengalaman untuk melakukan perbaikan di masa yang akan datang. Bersyukurlah karena Allah memberikan peluang bagi kita untuk mencapai keberhasilan dengan usaha yang benar, hati dan niat yang lurus, sehingga keberhasilan yang kita capai tidak semata keberhasilan di dunia, melainkan juga kesuksesan yang diiringi dengan keridhoanNya. Maka, jangan ragu untuk melakukan evaluasi. Semoga dengan hal ini pandanga kita semakin jelas, sehingga cahaya hikmah dapat kita kenali dengan mudah.

Ketiga, Berdoa kepada sang pemilik hati

Allah SWT adalah pencipta sekaligus pemilik segala yang ada di dunia. Kita sebagai makhluk ciptaanNya sudah pasti sepenuhnya menjadi milik Allah, termasuk di dalamnya hati kita. Sebagai pemilik, Allah mempunyai kuasa penuh atas apapun yang terjadi pada hati kita. Keimanan yang hadir, rasa syukur yang tumbuh, rasa cinta kepadaNya, atau berbagai karunia lain adalah semata karena kehendak Allah. Begitupun jika kita sangat merindukan hikmah dari kejadian yang kita alami, maka setelah mengoptimalkan usaha, doa merupakan salah satu faktor penting yang tidak boleh diabaikan. Mohonlah kepada Allah agar Ia berkenan membuka hati kita untuk dapat meraih hikmah. Dengan doa yang tulus dan penuh keyakinan, InsyaAllah pintu hati akan terbuka dan berbagai hikmah akan masuk ke dalamnya.

Sahabat, kita akan merasakan betapa indahnya hidup ketika setiap kejadian mampu memperlihatkan hikmahnya. Ketika kegagalan justru mengundang syukur yang mendalam. Untuk itu, mari sempurnakan usaha serta tingkatkan doa kepadaNya. Semoga Allah memberi kemudahan bagi kita untuk menangkap butiran hikmah yang cahayanya mampu menerangi hati.

Wallahu’alam

ﻮﻔﻴﺔ ﻠﻧﺴﺎ ﺀ
*tulisan jadul yang dishare kembali klik blog fs saya

2 komentar:

Karena banyak yang mengalami kesulitan dalam mengisi komentar, berikut panduan singkatnya:
Untuk memberi komentar tanpa login, silahkan pilih 'Name/URL' pada kolom 'Beri komentar sebagai', lalu masukkan nama anda (URL silahkan dikosongkan). Kemudian masukkan komentar yang ingin disampaikan. Terimakasih

Memeluk Kenangan

Saat aku mencoba melupakan namun gagal, Saat itulah aku memutuskan untuk berhenti melupakan. Berdamai. Merangkai kisah dalam ...