05 September 2011

Ramadhan, satu/dua belas

Ramadhan, bulan mulia yang penuh keutamaan, sesaat lagi akan kembali meninggalkan kita. Rasanya baru saja kita larut dalam euforia, hanyut bersama aura kebahagiaan menyambut kehadiran bulan yang selalu diridukan oleh orang2 mukmin ini. Sangat cepat!! Yah, terlalu cepat!!


Bagi orang beriman yang menyadari bahwa bulan ini memang bukan bulan biasa, bahwa ia membawa hitungan pahala yang beda, tentu akan menghadirkan semangat yang juga luar biasa.

Sayang rasanya jika ada detik tersia, jika tak ada penambahan ibadah baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. karena ramadhan adalah bulan tarbiyah. Mereka berlomba meraup keutamaan, berjuang hingga lulus menjadi wisudawan ramadhan dengan predikat 'cumlaude', terlahir sebagai insan muttaqin.

Bagi mereka, kepergian ramadhan pasti menyisakan pilu. Membawa satu tanda tanya besar, akankah tahun depan kembali bersua??!
Kepiluan yang menguatkan janji dalam hati mereka, untuk selalu memelihara keistiqomahan, menjaga semangat ramadhan hingga sebelas bulan selanjutnya.
Yah, satu bulan saja diharapkan dapat menjadi pengisi bahan bakar untuk satu tahun ke depan.

Banyak dari kita yang berharap andai sepanjang tahun adalah ramadhan. Tapi sahabat, hadirnya yang hanya satu bulan justru mengajarkan kepada kita bagaimana menghargai keistimewaannya. Sebelas bulan menahan rindu, menjadikan pertemuan adalah saat2 istimewa yang begitu tak ingin diabaikan. Andaikan ia hadir sepanjang tahun, mungkin akan lebih banyak lagi orang yang meremehkan keberadaannya, karena ia tak lagi dipandang istimewa.

Sahabat, hanya orang2 yang sadar akan dasyatnya bulan ini sajalah yang akan bergembira menerima kehadirannya. Mereka larut dalam syukur atas usia yang masih dikaruniakan. Hanya orang2 yang sadar akan mulianya, yang akan bersedih saat ia berlalu. Seraya berharap & memohon kepada Allah SWT agar kembali dipertemukan.

KITA, di posisi mana kita? Mari cek ke dalam hati kita masing2.

Taqabbalallahu minna waminkum, semoga Allah menerima amal ibadah kita. Taqabbal yaa Kariim....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Karena banyak yang mengalami kesulitan dalam mengisi komentar, berikut panduan singkatnya:
Untuk memberi komentar tanpa login, silahkan pilih 'Name/URL' pada kolom 'Beri komentar sebagai', lalu masukkan nama anda (URL silahkan dikosongkan). Kemudian masukkan komentar yang ingin disampaikan. Terimakasih

Memeluk Kenangan

Saat aku mencoba melupakan namun gagal, Saat itulah aku memutuskan untuk berhenti melupakan. Berdamai. Merangkai kisah dalam ...