Rangkaian kata adalah duniaku, menulis adalah bagian dari hidupku. Meski belumlah nyata sumbangsih karya yang mampu kugoreskan, setidaknya aku bisa merasakan bahwa menulis adalah salah-satu caraku untuk berbagi.
Kejadian apa saja yang aku alami, amati atau dengar, dapat menjadi inspirasi yang sejatinya merupakan bahan baku untuk memulai jalinan kata. Karena setiap kejadian tak akan lepas dari hikmah. Dan hikmah inilah yang kemudian ingin aku bagi, dalam bentuk paparan kalimat yang ringan dan mudah dipahami.
Teringat dulu ketika belum memiliki komputer atau laptop pribadi, aktivitas menulis sepenuhnya dilakukan pada lembaran kertas, entah itu buku catatan sekolah, kertas bekas fotocopyan, hingga bagian kosong dari modul kuliah
Rangkaian kalimat, puisi, curahan hati, hingga cerita fiksi bercerai berai pada lembar terpisah. Tak ada tema, karena menulis hanya berdasarkan suasana hati saat itu saja.
Menulis untuk kemudian entah diletakkan di mana, tak ada niat menyimpannya pada tempat khusus. Ia mengikuti ke mana kertas itu berpindah. Meski setelah beberapa tahun terkadang secara tak sengaja aku menemukan kembali tulisan-tulisan masa lalu, yang tak jarang membuat hati larut dalam nostalgia.
Yah, membantu memori ingatan yang terbatas. Membangkitkan suasana semangat, kebahagiaan, atau bahkan mengenang saat aku ternyata mampu berlepas diri dari masa-masa sulit dan kesedihan. Hampir sama seperti album foto yang menyimpan begitu banyak kenangan. Tulisan juga membangkitkan kembali ingatan atas kenangan, meski dalam bentuk yang berbeda.
Selanjutnya, fasilitas komputer memberikan kemudahan dan keteraturan. Aku mulai membagi tulisan ke dalam beberapa folder, mengikuti tema. Kapan saja aku bisa dengan mudah mencari tulisan-tulisan sebelumnya, tanpa harus berkutat dengan tumpukan kertas yang kian hari semakin tak menentu keberadaannya.
Ah, betapa saat itu merasa beruntung meski hanya bemodalkan komputer milik abang yang kebetulan disimpan di meja kamarku. Rasanya cukup monitor dan keyboard menjadi penyambung hobi dan kebutuhan akan menulis.
Hingga saat aku memiliki laptop pribadi, semakin yakin bahwa tak ada penghalang antara aku dan 'dunia'ku. Segalanya kupikir akan menjadi mudah dan menyenangkan. Tapi..., ow oww, tidak kawan!!
WAKTU!! Yah keterbatasan waktu. Ups, malu rasanya jika harus menyebutkan keterbatasan, mengingat aktivitasku yang masih di bawah standar. Tapi setidaknya, aku merasa kerepotan menulis di siang hari, saat aku harus berkutat dengan bersheet-sheet tampilan excel, dengan deretan angka-angka yang memuat paling sedikit 8 digit
Baiklah, itu memang hanya faktor M(alas) hehe.
Tapi aku akan membocorkan satu rahasia, tentang cara menulis yang aku praktekkan hampir satu tahun belakangan. Cara yang akhirnya membuat aku tetap dapat mengisi ruang-ruang blog (termasuk tulisan ini!).
Ini HANYA cara, BUKAN tips. Cara yang aku gunakan untuk menyeimbangkan kondisi saat ini. Mau tau??
"chatting with myself", ini dia caranya.
Hah?? ngomong sendiri donk?? o-r-g-i-l-?-?-?
Hushh!! bukan
Aku memang memiliki dua akun YM. Satu akun yang selalu on, dan satu akun lagi seringkali aku gunakan untuk pelarian, hehe. Nah, di dalam aktivitas pasti terkadang ada waktu luang yang bisa dimanfaatkan. Momen inilah yang aku ambil. Tapi, jujur tidak mudah bagiku untuk membuka lebar-lebar tampilan word atau layar entry blog secara khusus (karena pasti terlalu mencolok).
So, layar chatting via YM yang mini menjadi alternatif. Aku menulis dan mengirim ke akun YMku yang kedua. Anggap saja aku memanfaatkan beberapa menit untuk menulis, di tengah-tengah jeda waktu kosong. Tak terlalu mengundang perhatian karena seolah sedang berYM ria dengan seseorang.
Tapiiii, tentu saja tanpa balasan
Hasil gabungan dari potongan-potongan 'obrolan' ini kemudian aku pindahkan ke entry blog. Sederhana bukan? Tapi cukup ampuh untuk mengikat inspirasi, tanpa harus takut terlupa atau hilang begitu saja. Cara yang tak hanya melahirkan tulisan-tulisan di blog ini, tetapi juga beberapa tulisan untuk keperluan lainnya.
Sekali lagi ini hanyalah cara. Masing-masing orang pasti memilik cara sendiri, sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
Intinya adalah, mari menulis, menulis apa saja. Karena menulis akan mengabadikan kenangan. Menulis adalah perpanjangan ucapan. Banyak hal yang dapat kita bagi dengan menulis. Jangan terlalu kikir dengan menyimpan segala hikmah dan pelajaran hanya untuk sendiri.
Dan untuk menulis, tak perlu menunggu banyak waktu luang. Mari mencari celah pada keadaan, dan manfaatkan sekecil apapun kesempatan.
Mari berbagi, karena berbagi adalah bentuk kepedulian.
Sharing is Caring (nyontek kata-kata di status brother Maher Zain).
SETUJU??
So, tulisan apa yang telah kamu goreskan hari ini?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Memeluk Kenangan
Saat aku mencoba melupakan namun gagal, Saat itulah aku memutuskan untuk berhenti melupakan. Berdamai. Merangkai kisah dalam ...
-
Hari Ahad lalu (10 Februari 2013) saya iseng maen ke Gramedia di Jalan Merdeka Bandung. Keliatan banget yah lagi nggak ada kegiatan, samp...
-
Alhamdulillah, akhirnya saya bisa punya rumah sendiri. Prikitieew. Mau tau ceritanya?? Yah, dengan uang pas-pasan, salah-satu alterna...
-
Mendengar nama Zamzam, sebagian besar orang akan langsung membayangkan satu sosok yang begitu dekat dengan Alqur'an. Lantunan tilawah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Karena banyak yang mengalami kesulitan dalam mengisi komentar, berikut panduan singkatnya:
Untuk memberi komentar tanpa login, silahkan pilih 'Name/URL' pada kolom 'Beri komentar sebagai', lalu masukkan nama anda (URL silahkan dikosongkan). Kemudian masukkan komentar yang ingin disampaikan. Terimakasih