"Muharram, Shafar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, RAJAB, SYA'BAN, RAMADHAN, Syawal, Zulqa'idah, Dzulhijjah..."
Sebait lirik lagu dari grup nasyid 'Alarm me' ini dulu sukses membuat saya menghafal urutan nama bulan-bulan Islam secara benar dan cepat. Tapi coba perhatikan tiga nama bulan yang bercetak tebal. Yah, saat ini kita sedang berdiri, bernafas, meniti hitungan hari dalam Bulan Rajab. Tapi, apa istimewanya?
Pernah denger istilah warning up nggak? PAS-TI pernah kan? Yak, warning up alias pemanasan biasanya kita dapati dalam dunia olahraga. Olahraga apapun yang hendak kita lakoni, pastilah dianjurkan untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Supaya apa?? Hhm, mungkin ada beberapa manfaat. Tapi intinya kurang lebih adalah agar fisik lebih siap untuk melakukan gerakan-gerakan lumayan serius, sehingga tidak terjadi ketegangan otot yang bisa berakibat fatal.
Nah, apa hubungannya sama Bulan Rajab?
Rajab - Sya'ban - Ramadhan. Lihat lagi deh nama bulan yang di-bold. RAMADHAN. Yah! Ini dia tujuan kita. Saya yakin semua sudah mafhum akan keutamaan bulan suci Ramadhan. Setiap muslim dari berbagai kalangan, tua-muda, kaya-miskin, berlomba meraih keberkahan. Banyak kegiatan ibadah yang pastinya ditingkatkan. Mulai dari shalat malam, tilawah Alqur'an, shadaqah, serta ragam ibadah-ibadah lainnya. Bukan tak mungkin semua meningkat DRASTIS. Ya, drastis dan begitu tiba-tiba.
Mungkin tidak menjadi masalah bagi mereka yang telah konsisten bersama amalan istimewa di setiap bulannya, dalam keseharian hidupnya. Tak ada kata berat atau 'terkejut' saat hendak 'berlari' ketika Ramadhan menjelang. Meski tak menutup kemungkinan mereka pun tetap ingin meningkatkan ibadah, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Tapi setidaknya, ibarat seseorang yang rutin melakukan olahraga, secara fisik mereka tentu jauh lebih siap dan bisa dikatakan kecil kemungkinan akan mengalami linu pada bagian otot.
Tapi bagaimana dengan kita yang jarang mengakrabkan diri bersama rutinitas ibadah istimewa tersebut? Jarang bangun malam (untuk qiamul lail), jarang membaca dan mentadaburi Alqur'an, hampir tak pernah menghafal ayat suci, malas shalat dhuha, tak selalu bersadaqah, dsb.
Jika diumpamakan dalam dunia olahraga, bagaikan seseorang yang jarang atau hampir tak pernah berolahraga, lalu tiba-tiba melakukan lari marathon sekian kilometer. Dapat dipastikan pada malam hari orang tersebut akan mengalami pegal yang luar biasa pada bagian paha dan kaki. Otot-otot merasa dipacu untuk melakukan aktivitas yang dirasa teramat berat dan memaksa. Pernah mengalami hal ini?
Memang sih, tidak dapat disamakan antara olahraga dan ibadah, karena bisa jadi ada sebagian orang yang dapat melakukan pemaksaan, meningkatkan amal ibadah secara drastis tanpa melalui proses latihan terlebih dahulu. Tapi pastilah tak banyak yang seperti ini. Sebagian besar dari kita tentu membutuhkan pembiasaan terlebih dahulu, agar dapat ringan, nyaman, dan konsisten dalam beribadah. Dan pembiasaan serta latihan itu seharusnya dilakukan jauh sebelum Bulan Ramadhan hadir.
Rasulullah dan para sahabat sendiri telah mencontohkan untuk memperbanyak shaum dan amalan shaleh pada bulan Rajab dan Sya'ban.
Ramadhan hadir hanya satu bulan. Terlalu singkat jika kita habiskan untuk mempersiapkan diri dalam pembiasaan beribadah. Coba bayangkan, jika 10 hari pertama kita masih sibuk berbenah, 10 hari kedua baru mencapai pada tahap 'hampir' terbiasa, dan 10 hari ketiga barulah kita mengambil start untuk tekun dalam amalan. Lalu tak terasa Ramadhan beralalu, habis terbuang dengan hanya memberikan sedikit saja manfaat. Sangat disayangkan bukan?
Oleh karena itulah sabahat, kita dituntut untuk konsisten sejak beberapa bulan sebelum Ramadhan benar-benar menyapa. Jangan biarkan ketidakmampuan kita dijadikan alasan untuk tidak berbuat lebih. Bukankah kita telah diberikan waktu untuk 'belajar', sebelum masa 'ujian' itu tiba?
"Allahmumma baariklanaa fiirajaba wasya'bana, wabalighnaa Ramadhan
(Ya Allah berkahilah kami di (bulan) Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami kepada (bulan) Ramadhan.)" Aamiin
Semoga kita dapat memberikan amalan optimal, hingga Ramadhan tahun ini lulus dengan predikat cumlaude, dan lahir menjadi pribadi muttaqin.
SELAMAT BERJUANG KAWAN !!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Memeluk Kenangan
Saat aku mencoba melupakan namun gagal, Saat itulah aku memutuskan untuk berhenti melupakan. Berdamai. Merangkai kisah dalam ...
-
Hari Ahad lalu (10 Februari 2013) saya iseng maen ke Gramedia di Jalan Merdeka Bandung. Keliatan banget yah lagi nggak ada kegiatan, samp...
-
Alhamdulillah, akhirnya saya bisa punya rumah sendiri. Prikitieew. Mau tau ceritanya?? Yah, dengan uang pas-pasan, salah-satu alterna...
-
Mendengar nama Zamzam, sebagian besar orang akan langsung membayangkan satu sosok yang begitu dekat dengan Alqur'an. Lantunan tilawah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Karena banyak yang mengalami kesulitan dalam mengisi komentar, berikut panduan singkatnya:
Untuk memberi komentar tanpa login, silahkan pilih 'Name/URL' pada kolom 'Beri komentar sebagai', lalu masukkan nama anda (URL silahkan dikosongkan). Kemudian masukkan komentar yang ingin disampaikan. Terimakasih