Jika ditanya siapa yang menyimpan Alqur'an di dalam rumahnya, saya yakin hampir semua umat muslim menjawab, 'Ya, saya punya!'
Namun
jika dilanjutkan dengan pertanyaan, 'siapa yang rutin membaca dan
mengkhatamkan Alqur'an?' Meski saya belum melakukan penelitian secara
khusus, tapi di beberapa tempat saya sering menemukan muslim yang hanya
menjawab dengan senyum malu sembari mengatakan,
'He he, saya rutin kok, tiap Ramadhan (aja), tapi ga khatam sih.'
Ini
masih jauh lebih baik, karena pada kenyataannya tak jarang kita jumpai
muslimin yang begitu 'menjaga' kesucian Alqur'an, hingga tak berani
meski sekadar menyentuh. Alqur'an disimpan di tempat yang tinggi, dalam
lemari kaca, tanpa pernah dijamah. Alqur'an ibarat pajangan.
Lebih miris lagi jika kita menemukan masih ada umat muslim yang sama sekali buta dalam mengeja huruf-huruf Alqur'an.
Padahal
Alqur'an menyimpan begitu banyak kisah, membawa banyak pesan,
mengandung tak terkira bilangan peringatan juga pedoman. Alqur'an
menjadi penghubung seorang hamba untuk memahami keinginan Rabb-nya.
Ibarat sebuah hp yang memerlukan manual book, manusia pun membutuhkan buku petunjuk dalam 'mengoperasikan' jalan hidupnya.
Lantas
bagaimana manusia dapat melangkah, jika pun kehendak dan tuntunan yang
Ia tuangkan dalam buku petunjuk tak pernah disentuh, apalah lagi
dipahami.
Sahabat, itulah mengapa saya selalu
mengagumi, bahkan mencintai mereka yang begitu dekat hari-harinya dengan
Alqur'an. Mereka yang selalu menjaga kefasihan lisannya dengan terus
melafadz ayat demi ayat. Mereka yang konsisten mempelajari hingga
memperoleh kepahaman, serta berjuang untuk istiqomah mengamalkan
kandungan demi kandungan dari Alqur'an. Mereka adalah manusia unik,
manusia istimewa.
Mereka luar biasa, karena di tengah
dunia yang hidup kian jauh dari Alqur'an, di antara orang-orang yang
tenggelam bersama hiburan melenakan dan terlempar dari pedoman, dalam
lingkaran manusia yang tak lagi peka akan peringatan, mereka tetap
konsisten dalam fitrahnya. Fitrah seorang hamba yang mencintai
Tuhannya, mencintai utusanNya, dengan terus berjuang mencintai kalamNya.
Mereka tetap dalam cintanya, dengan tak lepas mengeja rangkaian surat cinta dari yang dicinta.
Jika
sebagian manusia hanyut dalam tipuan, mereka justru kian larut dalam
tuntunan. Sementara yang lain sibuk mencintai dunia, mereka tengah
sibuk mengejar cinta Tuhannya. Saat banyak yang tak henti mencari
kenikmatan fana, mereka justru gigih berjuang untuk memahami
kehendak-Nya.
Tak banyak memang jumlah mereka, jika
diprosentasekan dengan jumlah jiwa di dunia ini. Namun tak banyak bukan
berarti tak ada. Mereka ada, dan bersama merekalah saya memohon untuk
didekatkan. Kepada mereka saya hendak belajar memahami.
Memahami makna cinta, belajar bagaimana mencintai, serta belajar bagaimana agar dicintai.
Yah, saya ingin belajar tentang cinta, kepada mereka yang hidupnya hanyut dalam lautan cinta.
Jika
mereka dapat demikian teguh karena cinta, tak mudah goyah karena
cinta, pastilah demikian hebat dan dasyhat cinta mereka itu.
Maka dalam cinta yang seperti itulah, saya ingin menyerahkan, serta meleburkan hati ini.
Allahummarhamni bilqur'an....
"Duhai kalamullah, izinkan aku memaknai tutur bahasamu.
Hingga dapat kupahami dirimu, lebih dari yang pernah kupahami.
Hingga dapat aku mencinta, lebih dari cintaku yang pernah ada."
"Wahai Rabb, bersama lembar-lembar cintaMu kumaknai inginMu padaku.
Agar cinta berbalas cinta,
meski mungkin tak akan pernah sempurna."
Bandung, 12 05' 12
(Seorang hamba yang sedang belajar mengeja cinta, kepada pemilik pusaran cinta)
*Tulisan ini juga dimuat di dakwatuna.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Memeluk Kenangan
Saat aku mencoba melupakan namun gagal, Saat itulah aku memutuskan untuk berhenti melupakan. Berdamai. Merangkai kisah dalam ...
-
Hari Ahad lalu (10 Februari 2013) saya iseng maen ke Gramedia di Jalan Merdeka Bandung. Keliatan banget yah lagi nggak ada kegiatan, samp...
-
Alhamdulillah, akhirnya saya bisa punya rumah sendiri. Prikitieew. Mau tau ceritanya?? Yah, dengan uang pas-pasan, salah-satu alterna...
-
Mendengar nama Zamzam, sebagian besar orang akan langsung membayangkan satu sosok yang begitu dekat dengan Alqur'an. Lantunan tilawah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Karena banyak yang mengalami kesulitan dalam mengisi komentar, berikut panduan singkatnya:
Untuk memberi komentar tanpa login, silahkan pilih 'Name/URL' pada kolom 'Beri komentar sebagai', lalu masukkan nama anda (URL silahkan dikosongkan). Kemudian masukkan komentar yang ingin disampaikan. Terimakasih