Happy friday sobat!
Hari ini tanggal 27 September 2013, kemaren tanggal 26 September 2013 (ya iyalah! :D).
Maap, saya bukan lagi pengen ngajakin ngitung-ngitung tanggal, tapi tanggal 26 September itu pernah memberikan kenangan tersendiri. Nah, berhubung kemaren saya lupa, jadi hari ini deh diposting ceritanya.
Sebelumnya, tahun 2010 lalu, cerita ini pernah diterbitkan dalam buku antologi "Love Lebaran" oleh Indie Publishing.
Dah cukup lama sih kejadiannya, tapi saya memang termasuk orang yang menghargai sejarah (ceilee). Biasanya, tanggal untuk moment-moment penting akan selalu saya ingat, untuk kemudian setiap tahun saya kenang menjadi salah satu episode kecil dalam hidup saya (Eheeem!).
27 September 2013
20 September 2013
Writing to Sharing, Sharing is Caring
Setiap orang pasti punya pengalaman,
punya teman, punya hal-hal yang didengar atau dilihat. Selama hal ini masih menjadi bagian dari
hidup kita, maka kita bisa menjadi penulis.
Tapi terkadang terdapat beberapa ‘masalah’
yang membuat kita berfikir bahwa menulis merupakan hal berat dan tidak mungkin
dilakukan, kecuali oleh mereka yang memang memiliki bakat bawaan. Padahal, jika saja kita mau berkompromi,
memberikan sedikit waktu untuk menelaah, maka masalah-masalah tadi dapat kita
‘abaikan.’ Berikut ini beberapa alasan
yang seringkali kita tuduh menjadi terdakwa alias kambing hitam, mengapa hingga
detik ini kita masih juga tak kunjung menggoreskan kata.
Memaksa Diri Untuk Berbagi
Pernah menyaksikan tayangan atau datang langsung ke pengajian yang diisi oleh ustadz Yusuf Mansur? Pasti udah nggak asing sama yang namanya THE POWER OF GIVING.
Ya, sering kita saksikan di tengah acara, ustadz YM menganjurkan jamaah untuk menyedekahkan uang, cincin, hp, atau apa saja yang kebetulan dibawa, sebagai solusi dari mereka yang merasa hidupnya dirundung masalah, atau bagi siapa saja yang memang sedang mengharapkan suatu limpahan karunia dari Allah SWT.
Sekilas memang tampak jama'ah ini seperti 'dipaksa' untuk bersadaqah. Ups, maaf, kata dipaksa saya kasih tanda kutip, karena sejatinya ini memang bukan sebuah pemaksaan. Mungkin bahasa lebih pasnya adalah dilatih untuk berbagi, dilatih untuk memberi apa yang ada ditangan, tanpa harus pilih-pilih.
Ya, sering kita saksikan di tengah acara, ustadz YM menganjurkan jamaah untuk menyedekahkan uang, cincin, hp, atau apa saja yang kebetulan dibawa, sebagai solusi dari mereka yang merasa hidupnya dirundung masalah, atau bagi siapa saja yang memang sedang mengharapkan suatu limpahan karunia dari Allah SWT.
Sekilas memang tampak jama'ah ini seperti 'dipaksa' untuk bersadaqah. Ups, maaf, kata dipaksa saya kasih tanda kutip, karena sejatinya ini memang bukan sebuah pemaksaan. Mungkin bahasa lebih pasnya adalah dilatih untuk berbagi, dilatih untuk memberi apa yang ada ditangan, tanpa harus pilih-pilih.
02 September 2013
Cerita Lucu di Balik Lupa
Sobat wafiyyatunnisa's site, pernah ngalamin yang namanya lupa nggak? Kalo saya sih, sering, he he.
Padahal saya belum tua lho. Ya, yang saya lupain sih biasanya hal-hal kecil ya, bukan yang bersifat serius dan menyangkut hajat hidup orang banyak :D
Tapi tetep aja, yang namanya lupa itu kadang bikin gimanaaaaa gitu. Iya nggak sih?
Biasanya saya suka lupa untuk membawa sesuatu, padahal tuh barang udah disiapin dari malam hari. Contoh kecil, map yang berisi berkas penting. Beberapa kali saya harus kembali untuk mengambil benda ini. Bayangkan, untuk mengatasi masalah ini saya akhirnya terkadang meletakkan map tersebut di lantai, tepat di mana saya memang bakalan mondar-mandir sebelum pergi. Jadi, ketika saya hendak melangkah keluar, mau nggak mau deh, keberadaan benda yang janggal akan mengusik penglihatan saya, dan taraaa, jadi tidak lagi terlupakan. Hehe.
Padahal saya belum tua lho. Ya, yang saya lupain sih biasanya hal-hal kecil ya, bukan yang bersifat serius dan menyangkut hajat hidup orang banyak :D
Tapi tetep aja, yang namanya lupa itu kadang bikin gimanaaaaa gitu. Iya nggak sih?
Biasanya saya suka lupa untuk membawa sesuatu, padahal tuh barang udah disiapin dari malam hari. Contoh kecil, map yang berisi berkas penting. Beberapa kali saya harus kembali untuk mengambil benda ini. Bayangkan, untuk mengatasi masalah ini saya akhirnya terkadang meletakkan map tersebut di lantai, tepat di mana saya memang bakalan mondar-mandir sebelum pergi. Jadi, ketika saya hendak melangkah keluar, mau nggak mau deh, keberadaan benda yang janggal akan mengusik penglihatan saya, dan taraaa, jadi tidak lagi terlupakan. Hehe.
Langganan:
Postingan (Atom)
Memeluk Kenangan
Saat aku mencoba melupakan namun gagal, Saat itulah aku memutuskan untuk berhenti melupakan. Berdamai. Merangkai kisah dalam ...
-
Hari Ahad lalu (10 Februari 2013) saya iseng maen ke Gramedia di Jalan Merdeka Bandung. Keliatan banget yah lagi nggak ada kegiatan, samp...
-
Alhamdulillah, akhirnya saya bisa punya rumah sendiri. Prikitieew. Mau tau ceritanya?? Yah, dengan uang pas-pasan, salah-satu alterna...
-
Mendengar nama Zamzam, sebagian besar orang akan langsung membayangkan satu sosok yang begitu dekat dengan Alqur'an. Lantunan tilawah...